EKSPEDISI PEMETAAN JALUR PENDAKIAN GUNUNG SAGO VIA SUBALADUANG ANGGOTA MUDA XXV MAPALA SVARNA DVIPA UNGU

 

A. PENDAKIAN GUNUNG SAGO

Nama                 : Gunung Sago

Ketinggian         : 2.261 mdpl

Wilayah Adm     : Kabupaten Lima Puluh Kota

Status                : Gunung api tidak aktif


1. Pos Lapor (1050 mdpl)

Pos Lapor

Pos lapor berada sebelum tempat wisata Panorama kubua jawi, 20 menit dari kota Payakumbuh ke arah selatan. Sumber air dapat ditemukan di pos lapor dengan mengambil air dari pipa milik warga.

Parkir motor di pos Rp. 10.000,00/ malam.

Di jalur ini belum ada pos registrasi yang resmi.


2. Pintu Rimba (1114 mdpl)

Perjalanan menuju pintu rimba dapat dilalui dengan berjalan kaki lebih kurang 5 menit dari pos lapor.

Pintu Rimba


3. Shelter galanggang bunian (1531 mdpl)

Dibutuhkan waktu lebih kurang 4 jam treking dari Pintu Rumba menuju Shelter ini dengan medan landai dan sedikit terjal.

Shelter Galanggang Bunian

 

4. Sumber Air 1 (1650 mdpl)

Perjalanan dari Shelter Galanggang bunian menuju Sumber Air membutuhkan waktu 1,5 jam treking. Sumber air ini berada tepat di jalur pendakian.

Sumber Air

Sumber Air


5. Pertemuan Jalur Kayu Kolek dan Subaladuang (1946 mdpl)

Perjalanan dari sumber air menuju pertemuan jalur membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dengan jalur yang cukup terjal.

Pertemuan Jalur Kayu Kolek dan Jalur Sibuladuang

6. Puncak Rabuang (2160 mdpl)

Trekking dari pertemuan jalur menuju Puncak Rabuang merupakan medan tercuram dan panjang. Dibutuhkan waktu lebih kurang 2,5 jam dengan vegetasi berlumut dan lembab. Meskipun tidak terdapat sumber air namun Puncak robuang merupakan area camp yang sangat bagus karena memiliki pemandangan yang sangat luas dan indah. Jika melakukan pendakian pada saat cuaca bagus kamu dapat menikmati pemandangan kabupaten lima puluh kota yang indah dan juga sunset serta sunrise, jika beruntung kamu juga dapat menikmati samudra awan dari ketinggian. 

Puncak Rabuang

Pemandangan Kota Payakumbuh dari Puncak Rabuang

7. Hutan lumut (2190-2250 mdpl)

Untuk menuju hutan lumut ini membutuhkan waktu sekitar stengah jam perjalanan. Suasana hutan yang rindang dan asli dapat memanjakan mata pendaki.

Hutan Lumut

8. Top sago (2262 mdpl)

Top Sago merupakan puncak tertinggi gunung Sago, top Sago ini kita tidak dapat menikmati pemandangan kota karena vegetasi hutannya yang masih rapat. Untuk mencapai lokasi ini membutuhkan waktu 1 jam dari Puncak Rabuang dengan trek yang cukup licin karena hutan yang berlumut.

Puncak Sago

Tim Expeditur di Puncak Sago

9. sumber  Air 2 (2250  mdpl)

Sumber air ini tidak jauh dari top Sago kita memerlukan waktu kurang lebih 10 menit. Sumber air ini bukan dari aliran air, namun hanya berupa genangan air hujan dan embun yang tertampung di antara akar-akar pohon yang rapat.

Sumber Air Kedua

10. Puncak Batu Sago (2160 mdpl)

Untuk mencapai puncak batu Sago memerlukan waktu 1 jam perjalanan dari top Sago. Di puncak batu Sago ini terdapat lokasi camp yang cukup luas. Pemandangan di lokasi ini pun sangat luas dan indah.

Untuk perjalanan turun yang dimulai dari puncak Rabuang menuju pos lapor membutuhkan waktu lebih kurang lebih 6,5 jam.

Puncak Batu Sago

Pemandangan ke Kota Payakumbuh dari Puncak Batu Sago

B. PETA JALUR GUNUNG SAGO

Peta Jalur Pendakian



Tampak Samping



Oruxsmaps



Section


Statistik Perjalanan






C. FLORA FAUNA DI GUNUNG SAGO

Bunga Kembang Sepatu

Kaki Seribu Traktor


D. POTENSI WISATA GUNUNG SAGO

Gunung sago memiliki daya tarik wisata yang banyak dan beragam diantaranya Panorama Kubua Jawi dan jalur pendakian gunung Sago itu sendiri.

Hutan Lumut yang Menjadi Daya Tarik Keindahan Jalur Pendakian Gunung Sago

E. AMDAL

Terdapat tumpukan sampah di Puncak Rabuang. Ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran pendaki akan kebersihan dan lingkungan, kurangnya pengawasan dari masyarakat atau pengelola jalur-jalur pendakian, dan kurangnya fasilitas jalur pendakian dalam pegelolaan sampah.

F. SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT 

Masyarakat di sekitar gunung sago rata-rata memiliki mata pencarian sebagai petani dan peternak.  kebanyakan masyarakat mengelola kebun di kaki gunung sago lalu hasil dari perkebunan masyarakat dijual ke pasar Payakumbuh.  secara sosial masyarakat gunung di sekitar gunung sago memiliki kearifan lokalnya sendiri sebagaimana budaya Minangkabau. masyarakat menjunjung tinggi adat
Wawancara dan Dialog dengan Masyarakat Setempat




Lebih baru Lebih lama